Tak ada yang menarik, jika Anda tidak merasa tertarik

Selasa, 17 Mei 2011

Nyanyian Yahudi Jadi Urusan Polisi (Komunitas Yahudi di Indonesia)


Jakarta - Pagi-pagi sekali sebanyak 28 orang berkumpul dalam sebuah ruangan di sebuah hotel di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Sabtu (14/05/2011) pagi itu, mereka berkumpul untuk merayakan HUT berdirinya negara Israel. Anggota komunitas Yahudi itu menyanyikan lagu kebangsaan Isael, Hatikva, setelah sebelumnya menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Rabbi Yaakov Baruch lantas membaca halil, doa umat Yahudi. Setelah itu mereka melakukan diskusi soal rencana kerjasama investasi dan bisnis antara pengusaha pengikut Yahudi yang ada di Indonesia maupun di Israel. Tidak ada pengibaran bendera Israel saat itu.

"Acara yang kami lakukan mulai jam 06.00 WIB itu, tertutup dan di dalam ruangan. Jadi tidak mungkin kami melakukan acara pengibaran bendera," kata Benjamin Ketang, Diretur Eksekutif Indonesia-Israel Pubic Affair Committe (IIPAC), saat dihubungi detikcom.

Saking tertutupnya acara, wartawan pun tidak diperkenankan datang meliput. Acara peringatakan HUT Israel sengaja dilakukan tertutup untuk menghindari kesalahpahaman dengan masyarakat di Indonesia.

"Kita mengerti psikologi massa di Indonesia. Takutnya acara yang kami gelar disalahpahami. Padahal sebagai komunitas pro lobi Israel ini kita sangat respek bagaimana menjalin strategi, pemberdayaan dan kerjasama ke depan, state to state," kilahnya.

Benjamin, yang mengaku beragama Yahudi ini menambahkan, para peserta yang datang semuanya beragama Yahudi. Mereka ada yang warga negara Indonesia, ada juga warga negara asing, seperti Singapura dan Amerika Serikat (AS), bahkan keturunan Irak. Tapi warga asing tersebut seluruhnya bekerja di Indonesia.

Dalam peringatan HUT Israel kali ini IIPAC mengambil tema "Mutual Responsibility Trust Good Will" . Tema ini, kata Benjamin, sengaja diambil lantaran dalam pertemuan memperingati HUT Israel itu juga dibicarakan strategi dalam melakukan investasi dan bisnis di Indonesia.

Meski dilakukan secara tertutup, tetap saja acara tersebut mendapat sorotan dari banyak kalangan. Pasalnya, sebelum IIPAC menggelar acara HUT Israel di Puncak, Komunitas Pecinta Israel, yang dimotori Unggun Dahana akan menggelar acara serupa di Jakarta. Tapi tidak diizinkan Mabes Polri.

"Harusnya kan tidak boleh. Karena tidak ada izin. Padahal setiap acara yang berpotensi menimbulkan keramaian harus dilaporkan ke Mabes Polri. Tapi nanti kita akan selidiki," ujar Kadivhumas Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam kepada wartawan di Jakarta.

Sebelumnya, Mabes Polri memang menolak memberi izin peringatan HUT Israel yang akan diadakan Komunitas Pecinta Israel. Alasan penolakan itu lantaran waktu yang diajukan komunitas yang dimotori Unggun Dahana itu sangat mepet.

Tapi diam-diam sejumlah umat Yahudi yang ada di Indonesia mengadakan acara tersebut di Puncak. Meski tanpa acara pengibaran bendera, namun prosesi itu tetap saja menuai kontroversi.

"Komplotan tersebut harus dipanggil untuk dimintai keterangan. Polisi tentu berhak melakukan penyelidikan secara khusus," tegas Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso.

Tindakan yang dilakukan 28 orang tersebut dianggap sangat melukai nurani masyarakat Indonesia. Selain itu, tindakan tersebut sangat berpotensi mengganggu ketentraman masyarakat.

"Selain salah kaprah juga sangat melukai perasaan mayoritas masyarakat kita. Jika tidak berizin, polisi berhak menindak pelaku dalam acara tersebut. Apalagi ini bisa menimbulkan provokasi dan gejolak masyarakat," tegasnya.

Sementara Unggun Dahan, pimpinan Komunitas Pecinta Israel saat dihubungi detikcom menyangkal ikut-ikutan dalam acara HUT Israel di Puncak.

"Saya tidak tahu sama sekali, saya kan sudah membatalkan acara tersebut. Saya juga tidak tahu kenapa acara tersebut bisa tetap berjalan. Semua tanpa sepengetahuan saya," elak Unggun.

Meski demikian, Unggun mengaku mengenal sosok Benjamin Ketang. Tapi sudah lama Benjamin tidak tinggal di Jakarta sehingga sudah tidak ketemu lagi. Soalnya Benjamin saat ini tinggal di Jember.

Unggun sendiri mengaku telah membatalkan upaya HUT Israel. Namun sekalipun upacara batal, Unggun tetap memperingatinya dengan cara yang berbeda.

"Saya telah membuat event di jejaring sosial facebook untuk mengadakan acara nonton bersama yang tempatnya masih belum dapat dipastikan di mana. Tapi siapa saja boleh ikut acara tersebut," pungkasnya.

Mabes Polri hingga kini masih menyelidiki perayaan HUT Israel. Polri sudah menegaskan setiap perayaan atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan konflik untuk melapor. Apalagi Departemen Luar Negeri telah mengatakan perayaan HUT Israel tidak diperbolehkan di Indonesia.

"Kan tidak ada izin. Dari kita juga tidak ada izin," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam.




Sumber:www.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOTAK ADUAN KOMENTAR