Tak ada yang menarik, jika Anda tidak merasa tertarik

Jumat, 10 Juni 2011

Mengungkap Misteri Kematian Ibu Tien Soeharto


Mengungkap Misteri Kematian Ibu Tien Soeharto – Berita Terbaru, Dalam rangka menyambut hari ulang tahun Soeharto yang ke-90, maka banyak media mengenangnya dengan cara membahas kehidupan Soeharto. Salah satunya adalah membahas tentang kematian Ibu Negara, Tien Soeharto. Meninggalnya Ibu Negara itu, sempat memunculkan isu tak sedap yang heboh hingga ke mancanegara. Kabarnya, Ibu Tien Soeharto telah meninggal akibat terkena peluru nyasar dari keributan yang terjadi antara Bambang Trihatmodjo dengan Hutomo Mandala Putra. Mengenai hal itu, bekas ajudan Soeharto, Jenderal (Purn) Sutanto mengungkap misteri kematiannya dalam sebuah buku berjudul “Pak Harto The Untold Stories” yang baru diluncurkan pada Rabu kemarin, 8 Juni 2011 di Jakarta dalam rangka memperingati ulang tahun Presiden Indonesia yang kedua itu.

Dalam buku tersebut, Sutanto menjelaskan bahwa rumor tentang kematian Ibu Tien tidak benar sama sekali dan terbilang sangat kejam. Ia mengaku telah menjadi saksi hidup yang menyaksikan Ibu Tien terkena serangan jantung secara mendadak. Ibu Tien Soeharto meninggal pada tanggal 28 April 1996 pukul 05.10 di RSPAD Gatot Subroto. Beberapa hari setelah meninggalnya Ibu Tien, baru muncul kabar yang mengatakan bahwa dua anak Soeharto, Bambang dan Tommy sempat berebut proyek mobil nasional hingga akhirnya keduanya terlibat dalam perkelahian bahkan sempat terjadi baku tembak. Salah satu tembakan tersebut diisukan mengenai Ibu Tien.

Sutanto yang kemudian menjadi Kapolri dan kini menjabat Kepala Bin itu menceritakan bahwa sehari sebelum Ibu Tien meninggal, almarhumah sempat mengunjungi sentra pembibitan buah Mekarsari. “Agaknya Ibu Tien terlalu asyik dan gembira melihat-lihat banyaknya tanaman yang tengah berbuah. Ibu Tien lupa bahwa sebenarnya beliau tidak boleh berjalan terlalu lama dan jauh. Hal itu untuk menjaga kesehatan Ibu Tien yang sedang mengidap gangguan jantung,” kisahnya.

Dalam buku itu Sutanto menulis bahwa pada 27 April 1996, Soeharto pulang dari laut memancing ikan. Dia sempat bertemu dengan istrinya itu. “Suasananya berlangsung seperti biasa. Hanya pada waktu itu, Ibu Tien harus banyak istirahat karena kelelahan,” ujar bekas Kapolri itu.

Kemudian pada 28 April 1996 sekitar pukul 04.00, Ibu Tien mendapat serangan jantung mendadak. Saat itu, Ibu Tien tampak sulit bernafas. “”Dalam kondisi genting segera diputuskan untuk membawa Ibu Tien ke RSPAD Gatot Subroto. Saya melihat dokter kepresidenan Hari Sabardi memberi bantuan awal pernapasan dengan tabung oksigen. Saya sendiri turut membawa ibu negara dari rumah ke mobil dan selanjutnya ke RSPAD,” tuturnya. Saat itu, lanjut Sutanto, Tommy dan Sigit juga ikut mengantarkan ibunya ke rumah sakit.

Namun, setelah berbagai upaya penyelamatan medis dilakukan, sekitar pukul 05.10 Ibu Tien menghembuskan nafas terakhirnya. Pada saat itu, Soeharto tampak terus mendampingi istrinya di rumah sakit. Buku Untold Stories itu ditulis oleh sejumlah mantan bawahan Soeharto. Antara lain mantan Wapres Try Sutrisno, mantan Menteri Keuangan JB Sumarlin, dan sejumlah mantan menteri pada era orde baru. Sejumlah ajudan Soeharto juga berkisah lewat buku ini. Sejumlah petinggi negara tetangga seperti Mahathir Muhammad, Sultan Hasanah Bolkiah dari Brunei Darrussalam, dan mantan Presiden Philipina ikut menulis.

Lebih dari tiga puluh tahun memimpin negeri ini– dalam cara yang penuh kontroversi– Soeharto jatuh sesudah reli unjuk rasa mahasiswa dan kelompok pro demokrasi. Sejumlah mahasiswa meninggal dalam unjuk rasa menurunkan Soeharto. Kerusuhan Mei hingga kini dikenang sebagai salah satu peristiwa terburuk dalam sejarah bangsa ini.

Banyak yang memuji Soehato, tapi sungguh banyak pula kalangan yang menuduhnya terlibat pelanggaran HAM, dari peristiwa 1965 hingga kasus Aceh. Ia juga dirundung tuduhan Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN) yang memerintah lebih dari 30 tahun itu. Soeharto sempat dijadikan tersangka dalam kasus KKN. Tapi dia tidak datang ke persidangan karena sakit. Belakangan sakitnya itu bersifat permanen. Kasus itu kemudian dipendam oleh kejaksaan hingga Soeharto wafat.

Banyak yang mendukungnya menjadi pahlawan, banyak pula yang menentang keras sebab sejumlah sejarah gelap kekerasan sepanjang massa 30 tahun harus diluruskan sebelum dia dianggap pahlawan.


sumber.harianberita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOTAK ADUAN KOMENTAR